Ta’aruf...
Siapa yang tidak tau
apa itu ta’aruf. Orang islam tentu tau itu. Ta’aruf merupakan perkenalan antara
dua manusia yang dalam hal ini adalah perkenalan antara laki-laki dan perempuan
yang mempunyai keinginan untuk saling mengenal. Biasanya, ta’aruf dilakukan
bagi mereka yang memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Dalam hal ini,
islam membolehkan terjadinya ta’aruf. Namun perlu digaris bawahi bahwa ta’aruf
berbeda dengan PDKT menuju pacaran. Ta’aruf merupakan langkah awal menuju
gerbang pelaminan. Dan ini dilakukan secara syar’iat islam. Jika yang bertanya
itu laki-laki maka ia bertanya kepada ayahnya atau saudara laki-laki, jika yang
bertanya itu perempuan maka ia bertanya kepada ibuya atau saudara perempuan
yang sejak lahir selalu bersama dengannya. Karena orang-orang tersebutlah yang
tau siapa dan bagaimana kondisi colon pasangan kita. Kecuali calon pasangan
kita tersebut seorang janda atau duda. Maka tak mengapa jika diutarakan secara
langsung, namun alangkah lebih baiknya jika melalui keluarganya. Supaya tidak
menimbulkan fitnah diantara keduanya.
Tetapi apa yang terjadi
di sekitar kita. Ta’aruf tak ada bedanya dengan fase menuju pacaran. Banyak
para remaja yang tidak mau membawa lebel pacaran mengubahnya dengan lebel
ta’aruf. Hanya saja, praktiknya yang masih salah. Karena pengetahuan dan
pemahaman mereka tentang pacaran dan ta’aruf masih perlu diluruskan. Yang
mereka tau pacaran itu tidak boleh karena banyak adegan-adegan yang dilarang
seperti suka berduaan, pegangan tangan, ciuman, dan hubungan seks. Sedangkan
ta’aruf itu perkenalan saja, untuk mengenal pasangan kita tetapi dilakukan
dengan sms, telpon, bertemu langsung tapi tidak melakukan hal hal yang negatif
seperti berduaan, pegangan tangan, ciuman, dan hubungan seks. Ini memang menunjukkan
perbedaan. Akan tetapi tetap saja belum ter-ACC oleh Agama Islam.
Masa mau kenalan gak
boleh sms, gag boleh telpon, ketemu gag boleh. Toh kita gag ngelakuin hal-hal
yang negatif. Kita smsnya kan ngingetin udah sholat belum, udah makan belum,
jangan lupa belajar ya..kan itu positif. Terus kalo misalnya kita sering ketemu
lantaran satu tempat kerja, satu sekolah, satu organisasi. Itu gimana?? Masa
Cuma diam dan tolak badan lantaran bukan muhrim.”
Wahai saudara ku, saya
tau apa yang saudara rasakan. Sulit memang menghindari itu semua, terlebih
dizaman yang sudah modern ini. Pacaran dianggap biasa saja, ta’aruf disalah
gunakan. Pengaruh lingkungan sangat besar. Lingkungan yang membentuk yang
menjadikan semua itu biasa-biasa saja.
Ada lagi boleh pacaran
asal tidak melampaui batas, Pacaran islami. Rasanya sangat tidak mungkin orang
yang pacaran tidak melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orang pacaran. Yang
berkedok ta’aruf saja masih mencuri-curi untuk bisa melampiaskan nafsunya apa
lagi yang berlebel pacaran, di tambah pergaulan yang sangat memungkinkan
seseorang terpengaruh oleh orang lain.
jika memang kita satu kelas, satu tempat kerja, satu organisasi yang mengharuskan adanya pertemuan dan komunikasi. maka berbicaralah seperlunya saja dan boleh bertemu dengan catatan memang sangat penting. jika tidak ada kepentingan maka tidak perlu dilanjut dengan hal-hal yang bisa menjurus ke arah yang negatif.
Wahai saudara perempuanku....
Dimanakah hati
kalian,,,gunakan hati dan pikiran kalian. Apa yang kalian inginkan dari pacaran
dan ta’aruf modus ini. apakah sekedar ingin memastikan dia cinta dan sayang
kepada kita, apakah hanya ingin diperhatikan, apakah takut tidak ada yang mau
dengan kita kalau kita menolak ajakan tersebut.
Jangan khawatir wahai
saudaraku...Allah Maha segalanya. Mintalah kepada Tuhanmu,,,jangan takut akan
segala sesuatu kecuali takut kepada Allah. Tidak mungkin Allah membiarkan
hambanya yang bertaqwa mencerita, tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa
adanya pasangan. Bersabarlah dan perbaiki diri sebai mungkin, agar kelak kita
bertemu dengan pasangan kita yang sesungguhnya kita butuhkan. Karena apa??
Karena apa yang kita inginkan, belum tentu kita butuhkan, so...serahkan
semuanya kepada Allah. Mausia hanya bisa berusaha, berusaha pun harus sesuai
koridor islam.
*bersambung...