Senin, 04 Januari 2016

Kutipan dari Buku Lapis-Lapis Keberkahan, Salim A. Fillah


MENJADI DA’I
Menjadi Da’i adalah memperbaiki diri
Agar tak jadi pencibir, tapi penyabar
Agar tak jadi pencela, tapi penyapa
Menjadi Da’i adalah memperbaiki diri
Agar tak jadi penggunjing, tapi pendamping
Agar tak menambah putus asa, tapi membawa cahaya
Menjadi Da’i adalah memperbaiki diri
Agar prasangka tak mengalahkan akhlak
Agar rasa benci tak mengalahkan sikap adil
Menjadi Da’i adalah memperbaiki diri
Agar berkebenaran tanpa merasa paling benar
Agar berilmu tanpa merasa paling tahu
Menjadi Da’i adalah memperbaiki diri
Agar lebih mudah dinasihati
Sebab telinga sendiri jauh lebih dekat
Daripada milik sesama yang bercakap

KUTIPAN "NIKMATNYA PACARAN SETELAH PERNIKAHAN" SALIM A. FILLAH


Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Ba’da tahmid dan shalawat...
Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.
Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan disepertiga terakhir malam. Yang Siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa dan Memiliki Segalanya.
Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil di hadapanNya. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan Akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatnya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.
Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan dipertanyakan olehNya. Ia bisa marah, Akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun dan Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang dan Maha Bijaksana.
Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, Akhi. Kau pun bisa menjadi KekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. InsyaAllah, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.
Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.
Maaf, Akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus “tanda akhir dari hubungan haram kita”, insyaAllah.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
(dikutip dari: Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, Salim A. Fillah)
*beliau memberi izin jika kita hendak menyalin surat diatas, so.... tunggu apalagi, mari bersama-sama untuk hijrah cinta, Cinta Allah Yang Abadi. “Putuskan Pacar sekarang !!! hentikan hubungan yang tak halal”, salin dan kirim surat diatas untuk sang pacar. jika ia berkelit dengan kalimat “berikan aku kesempatan, aku janji tidak akan seperti dulu” (yakinlah syaithan telah hadir diantara kalian).